1
/
5

Wantedly Journal | 仕事でココロオドルってなんだろう?

Company

Di Balik Desain Kantor Wantedly di Tokyo

Desain kantor yang simpel dan unik jadi satu hal yang menarik untuk melihat kantor Wantedly dari dekat yang terletak di kawasan Meguro, Tokyo, Jepang.

2016/03/22

Bagi jobseeker di Indonesia, nama Wantedly masih belum begitu populer. Pasalnya, melihat potensi yang sumber daya manusia (SDM) serta perkembangan startup yang cukup bagus di Indonesia, baru tahun 2015 lalu, Wantedly resmi melebarkan sayap dengan membuka cabang di Jakarta. Sementara, di Tokyo, Wantedly cukup dikenal sebagai perusahaan startup yang berkembang dengan cukup pesat.

Kantor pusat Wantedly di kawasan Meguro, Tokyo, bahkan sempat menjadi perbincangan publik karena desainnya yang cukup unik. Mau tahu rahasia di balik keunikan yang ada di Wantedly? Berikut kutipan yang kami rangkum dari tulisan CEO Wantedly, Akiko Naka yang turun tangan langsung dalam memberikan arahan desain kantor dan sistem kerjanya.

Strategi Promosi ZARA

Siapa yang tidak kenal ZARA, sebuah brand fashion dunia yang merupakan salah satu brand dengan penjualan terbesar di dunia, tetapi ketenaran yang mereka dapat tidak menggunakan biaya iklan sama sekali. Sebaliknya, mereka memanfaatkan promosi dari mulut ke mulut untuk membangun brandnya, sehingga pesan tersampaikan pada khalayaknya dengan tanpa ada kesan iklan.

Saat ini, pengalaman nyata seseorang tidak lagi disampaikan melalui iklan, melainkan disebarkan melalui pesan di jejaring sosial yang membuat kesan “Dokidokiwakuwaku (senang dan deg-degan)". Untuk itu, sejak bulan Maret 2015, Akiko Naka bertekad membuat sebuah kantor yang bisa mewakili rasa itu.

IDE

Selain itu, Wantedly menganut prinsip “Inovasi Bertahap”. Dengan misi untuk membuat perubahan lebih baik pada budaya itu sendiri, cara berpikir yang simpel, modern, dan nyata, Akiko Naka ingin membuat perbedaan yang jelas dalam atmospher dan warna kerja di Wantedly.

Dengan kata lain, meningkatkan orang-orang yang bekerja dengan hati.

RISET

Di awal pembentukannya, ide yang muncul untuk mendekati ke arah “Menciptakan suatu budaya” adalah sebuah perusahaan “TRANSIT”. Ide yang terpikirkan saat itu, adalah nuansa simpel dan modern ala Barat, dimana waktu berjalan dengan perlahan, tenang, seolah-olah budaya baru akan lahir. "Dengan image yang saya miliki, saya diskusikan dengan desainer dan juga arsitek dan mereka mengatakan - mirip dengan prinsip NeueHouse di New York ya”, jelas Akiko.

"NeueHouseは adalah co-working space yang ada di New York, berbeda dengan nuansa Barat, justru lebih ke arah perpaduan rasa “Tradisi dan Inovasi”. Didasari oleh desain tersebut, kami terus mengembangkan konsep kantor ini di Wantedly”, jelasnya.

SIMBOL

Sekali lagi, untuk memberikan kesan sesuai dengan obsesi konsep “Perusahaan yang akan menciptakan budaya”, memutuskan memasukkan desain anak tangga yang cukup besar dan dibuat menyerupai desain NeueuHouse. Dengan adanya simbol ini, akan mudah dikenali terutama ketika pengunjung datang, lalu mengambil foto di kantor Wantedly, segera dengan melihat foto tersebut, langsung dapat mengenalinya.

FUNGSI > DESAIN

Dengan kata lain, seberapa bagusnya desain yang dibuat, tidak bisa mengalahkan fungsi itu sendiri. Setiap desain yang ada di Wantedly jelas memiliki maknanya sendiri. Salah satu contohnya, simbol anak tangga. Di sini didesain untuk dapat digunakan sebagai tempat meeting sehingga mampu menampung 150 orang.

Meja ping pong di salah satu sudut ruang kantor Wantedly ini juga dapat berfungsi sebagai meja. Sebagian besar tim Wantedly adalah programmer, yang membutuhkan ruang untuk melepas penat dan mendapatkan kembali konsentrasi, dan meja ping pong ini adalah salah satunya, dengan tujuan agar hal-hal negatif tidak mencemari atmosfer keseluruhan anggota perusahaan.

Di setiap ruang meeting Wantedly dilengkapi dengan iPad yang berisi aplikasi kalendar yang dibuat oleh tim Wantedly sendiri. Melalui aplikasi tersebut, siapa atau tim mana yang telah mereservasi ruangan meeting dapat dipantau.

Ruang seminar dan pelatihan atau yang biasa disebut juga auditorium didesain dengan sekat yang bisa dibuka sehingga bisa digunakan untuk event tertentu.

Begini lah suasana setiap saat ada event di dalam kantor Wantedly.

Di Wantedly juga digelar latihan yoga lo.

Desain yang Memberikan Keleluasaan Berkomunikasi

Ini juga terinspirasi oleh kantor Pixar dan juga Steve Jobs. Desain ruang di Wantedly dibuat secara sadar untuk memberikan ruang berkomunikasi satu sama lain. Salah satunya, adanya kopi. Ruangan seperti dapur yang dilengkapi dengan lemari penjualan permen atau dispenser air minum, dan perangkat meja makan. Dengan demikian setiap orang sadar akan kesempatan berkomunikasi dengan rekan kerja terbuka sangat lebar dan terjadi secara alami.

"Apa yang dikatakan” Lebih Penting dari "Siapa yang Mengatakan"

Di Wantedly, untuk menjaga situasi tetap datar tanpa superioritas maupun inferioritas, ruang rapat didesain dengan sistem meja bundar supaya setiap orang memiliki posisi sejajar. Tidak penting siapa yang mengatakannya, melainkan ide seperti apa yang dikatakan adalah hal yang terpenting.

Tidak memakan banyak biaya

"Kelihatannya barang mahal ya?"komentar seperti ini kerap kali disampaikan ketika ada tamu yang datang ke kantor Wantedly, meskipun kenyataannya tidak demikian. Furniture dan perlengkapan lainnya, dipilih sendiri oleh Akiko Naka, lalu disesuaikan dengan kebutuhan kantor, tentunya dengan desain yang simpel dan sederhana.

Perusahaan yang Tumbuh dan Berkelanjutan hingga 100 Tahun mendatang

Wantedly sendiri tidak ingin menjadi perusahaan web service yang hanya diminati 1 - 2 tahun lalu terlupakan begitu saja. Wantedly ingin merubah pola pikir dan perilaku masyarakat dalam memaknai kata “bekerja” sebagai artian negatif. Sebaliknya, perlahan-lahan Wantedly mengajak masyarakat untuk memaknai “Bekerja” sebagai hal yang menyenangkan”. Wantedly ingin terus hadir bahkan lebih dari 100 tahun untuk membuat dunia yang lebih menarik. Oleh karena itu, kantor Wantedly didesain dan difungsikan sebagai work easy space. 

Tentunya, Wantedly sangat terbuka untuk Anda yang ingin mampir dan main ke kantor Wantedly. Tulisan lengkap Akiko Naka dalam bahasa Jepang bisa diakses di sini 

NEXT