1
/
5

Wantedly Journal | 仕事でココロオドルってなんだろう?

Company

Pinjam.co.id : Perjalanan dari Afrika dan Kembali ke Startup Indonesia

Pinjam.co.id sendiri adalah perusahaan jasa yang menawarkan solusi kebutuhan dana dengan cara yang mudah dan cepat dimana kamu bisa menjaminkan berbagai barang kamu.

Pinjam Indonesia

2016/04/13

Geliat pertumbuhan startup di Indonesia memang sedang panas-panasnya. Hal ini bisa dilihat dari melonjaknya jumlah perusahaan startup dan nilai investasi yang masuk ke dalam Indonesia melalui perusahaan-perusahaan ini. Salah satu perusahaan yang masuk dalam kategori startup di Indonesia adalah Pinjam.co.id.Pinjam.co.id sendiri adalah perusahaan jasa yang menawarkan solusi kebutuhan dana dengan cara yang mudah dan cepat dimana kamu bisa menjaminkan berbagai barang kamu.

Bekerja di perusahaan startup tentunya memiliki budaya dan tantangan yang berbeda dengan perusahaan yang sudah besar. Lalu bagaimana rasanya bekerja di Pinjam.co.id? Untuk itu pada kesempatan kali ini Tim Wantedly telah mewawancarai Widy Dinarti yang merupakan Head of Business and Partnership dari Pinjam.co.id.

____________________________________________________________________________

Sebagai anak muda yang aktif, Widy memiliki segudang pengalaman yang cukup menarik. Hampir semua pengalaman kerjanya berada di luar negeri loh! Lalu apa yang membuatnya kini kembali ke Indonesia dan bekerja di startup? Lalu bagaimana perjalanan panjangnya sehingga berani untuk bekerja di sebuah startup?

Mimpi anak seribu pulau

“Saya ingin bermimpi untuk pergi keluar Indonesia, untuk mewakili Indonesia”

Seperti itulah mimpi Widy kecil yang ketika itu masih menetap di kota Malang. Pada saat itu saluran televisi masih jarang, sehingga tidak banyak pilihan tontonan bagi Widy pada saat itu. Namun, ada satu acara yang sangat ia gemari yaitu, “Anak Seribu Pulau”. Acara ini secara khusus menceritakan kisah anak-anak yang berada di seluruh Indonesia, mulai dari Aceh hingga Papua.

Belum lagi, majalah anak-anak Bobo yang ia suka pada saat itu juga sempat membahas mengenai duta anak PBB. Widy saat itu mulai bermimpi untuk berkarya di luar Indonesia untuk mewakili Indonesia.

Berbekal mimpi itu Widy tumbuh menjadi anak muda yang sangat aktif. Semasa kuliah ia kemudian terlibat aktif dalam organisasi AIESEC, yang merupakan organisasi yang berfokus pada pengembangan anak muda di seluruh dunia melalui pembelajaran experiential. AIESEC ini jugalah yang memungkinkan Widy memulai perjalanan awalnya keluar negeri. Ia mengawalinya di Vietnam untuk mengikuti konferensi AIESEC, dan setelah itu ia mulai mengikuti acara-acara serupa di Malaysia dan Filipina.

Fun fact: Selain AIESEC, Widy juga aktif dalam Indonesia Internasional Work Camp dan merupakan wakil ketua dari Himpunan Mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional Universitas Airlangga semasa kuliahnya! Aktif sekali bukan?

Dari Thailand, India, Afrika Selatan, dan kembali ke Indonesia

“Ada cerita ketika saya bertemu dengan alumni AIESEC yang bercerita kalau dia ingin pergi ke 30 negara sebelum berumur 30, maka saya saat itu berpikir untuk memiliki goal pergi ke 27 negara sebelum berumur 27 tahun. Dari itu saya mencari pekerjaan yang bisa mewujudkannya," jelas Widy mengawali kisah perjalanannya bekerja di berbagai negara

AIESEC yang digeluti Widy semasa kuliah nyatanya menjadi gerbang awal baginya masuk ke dunia Internasional. Setelah lulus kuliah, Widy sempat berkeinginan untuk menjadi Presiden AIESEC Indonesia, namun sayangnya ia tidak berhasil mendapatkan kesempatan itu. Lalu Widy coba mendaftarkan diri sebagai Presiden AIESEC Thailand dan justru terpilih untuk menjadi presiden AIESEC disana.

Selama setahun ia berperan sebagai CEO AIESEC Thailand dan layaknya seorang CEO, apapun Widy coba kerjakan di sana, mulai dari membuat pelatihan sampai menjalin kerja sama dengan pemerintah setempat. Menghadapi keseharian dengan perbedaan budaya, saat itu Widy mengaku ia harus learning in hard way.

“Apapun itu, ketika kita ingin membuat perubahan dan mengembangkan suatu tempat, kita harus memberdayakan orang lokal,” ujar Widy ketika ditanya apa pelajaran yang ia dapat semasa bekerja disana, “Waktu itu tim kami internasional, termasuk saya juga internasional. Jadi untuk beradaptasi saja membutuhkan waktu hingga 6 bulan dan itu cukup telat.”

Setelah Widy melepas periode jabatannya sebagai Presiden AIESEC, ia mendapatkan beasiswa Fellowship Program di India. Di sana ia berkesempatan mempelajari bussines model dan startup business dalam social entrepreneurship.

Melepas jabatan CEO dan kemudian menjadi associates dalam Fellowship Program yang diikutinya, membuat Widy sempat kesulitan diawal. “Yang sebelumnya saya mau melakukan apa saja, saya bisa lakukan. Namun kini tidak seperti itu,” jelasnya.

Pelajaran yang ia dapatkan selama di India adalah untuk tetap rendah hati dan meningkatkan sikap untuk mau terus belajar. Ia yang sebelumnya berada di jabatan tinggi dan hanya berurusan dengan orang-orang dengan level yang sama kini berada di negara dimana kesetaraan gender masih menjadi isu yang cukup terasa.

Being humble, keep on learning, dan selalu mengingat tujuan saya, itu yang membuat saya bisa melewati hal-hal tersebut,” tambahnya.

Fellowship Program yang diikuti Widy akhirnya berakhir. Ia kemudian berkesempatan untuk bekerja di sebuah perusahaan multinational di Afrika Selatan sebagai Regional Coordinator untuk Partnership perusahaan tersebut. Bekerja di sebuah negara dengan isu rasisme yang cukup tinggi membuat Widy belajar untuk respect terhadap siapapun.

Bekerja di perusahaan besar dan bertanggung jawab atas beberapa negara telah membuat Widy memenuhi impiannya semasa kecil. Ia pun merasa sangat nyaman bekerja di perusahaan ini. Namun, satu setengah tahun bekerja di Afrika Selatan dan melewatkan perayaan Idul Fitri di luar Indonesia sebanyak empat kali membuatnya berpikir untuk kembali ke Indonesia. Akhirnya pada awal 2015 ia memutuskan untuk kembali ke Indonesia untuk beristirahat, menghabiskan waktu bersama keluarga, dan merenungkan kembali tujuan apa yang ingin ia capai selanjutnya.

____________________________________________________________________________

Penasaran setelah menjalani karir internasional, Widy lalu melihat perkembangan ekonomi di Asia Tenggara khususnya di Indonesia sangat tinggi, sehingga ia ingin mengeksplorasi lebih dalam dinamika perkembangangan ekonomi tersebut.

“Pasar di Asia Tenggara cukup besar, tapi saya merasa ada skill gap di Indonesia dengan dunia Internasional, apalagi sekarang kita menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN). Selama saya di Thailand, saya banyak mengawasi proyek yang bertemakan tentang peningkatan sumber daya masyarakat Thailand untuk menghadapi MEA. Dengan pengalaman tersebut, saya ingin menerapkan pembelajaran yang saya dapat dari pengalaman tersebut di Indonesia. ,” ucap Widy menjelaskan alasannya memulai kembali karirnya di Indonesia.

Widy menghabiskan waktu beberapa bulan di Malang bersama keluarga dan kemudian bertemu dengan salah seorang temannya yang sedang membangun sebuah startup, Pinjam.co.id. Ia kemudian memutuskan untuk bergabung bersama Pinjam.co.id. Tentunya pengalaman bekerja di startup sangat berbeda dengan pengalamannya selama ini. Tapi Widy tetap mendapatkan sesuatu dari pengalamannya ini.

Menemui tantangan yang serupa dan tantangan baru

Memiliki karir internasional sebelum bekerja di startup tentu membuat Widy menemukan banyak tantangan. “Transportation dan Logistic di sini luar biasa menarik! (ha ha ha) Tapi itu plus minus dan setiap negara memang berbeda,” ucapnya ketika ditanya mengenai salah satu tantangan yang ia hadapi.

“Saya sudah lama bekerja di corporate dan organisasi internasional. Saya terbiasa memiliki backup untuk hal-hal kecil. Tapi di startup kita seringkali dihadapkan pada situasi yang membuat kita harus mengerjakan segala hal sendiri. Hal-hal minor seperti ini bisa menjadi sangat mengganggu produktivitas,” tambahnya

Tantangan dari Pinjam.co.id yang ia rasakan adalah mengenalkan Pinjam pada calon konsumen. Target dari startup ini adalah unbankable people. Sedangkan unbankable people sendiri kebanyakan belum memahami teknologi. 

“Tapi berdasarkan pengalaman saya untuk proyek serupa di India, kemungkinan untuk mengenalkan hal seperti ini kepada mereka masih ada. Waktu itu kita sampai ke desa-desa. Tapi mungkin memang teknologi yang kita bawa kali ini, masih advanced,” jelas Widy.

Wadah yang tepat untuk menerapkan ilmu

Namun di balik tantangan tersebut, Widy menemukan bahwa dalam startup ia bisa mengimplementasikan ilmu-ilmu yang selama ini ia dapat dari pengalaman internasionalnya. Contohnya kemampuannya menghadapi banyak orang dengan latar belakang yang berbeda yang merupakan makanannya sehari-harinya. “Di startup saya mempunyai ruang untuk mengimplementasikan ilmu yang selama ini saya pelajari, dan menurut saya ruang seperti ini tidak akan bisa dibeli,” jawab Widy ketika ditanya mengenai apa yang ia sukai dari pekerjaannya kini.

“Pengguna jasa kita itu mulai dari masyarakat menengah ke bawah hingga menengah atas, selain itu, saya perlu juga menghadapicalon investor hingga pejabat pemerintahan. Dan saya sudah terbiasa dengan hal-hal seperti ini,” tambahnya.

Menciptakan budaya sendiri

Berbicara mengenai budaya kerja seperti apa yang ia rasakan ketika bekerja di Pinjam.co.id, Widy mengatakan bahwa sebagai startup ia merasa dibebaskan menciptakan budaya kerja yang diinginkan.

Meskipun begitu mereka tetap memiliki nilai-nilai yang dijunjung perusahaan yaitu, Integritas, Tumbuh bersama customer, dan Inovasi. Tapi untuk mewujudkan nilai-nilai tersebut itu ia meminta timnya untuk mewujudkannya dengan cara mereka sendiri.

“Apa yang kamu inginkan, ya kamu wujudkan,” ucapnya tegas.

“Kalau kamu mendirikan perusahaan, apa yang kamu inginkan, kamu harus ciptakan. Itulah memang the beauty of startup,” tambahnya.

____________________________________________________________________________

Pursuing your dream is important!

Setelah mengulik panjang kisah dari Widy yang berhasil mewujudkan mimpinya, dan kini tengah memulai perjalanan barunya di perusahaan startup, tentunya kamu semakin percaya kalau sebuah mimpi itu bisa diwujudkan bukan? Seperti Widy yang telah belajar banyak hal selama perjalanan karir Internasionalnya, ia menyadari betapa penting mengetahui tujuan hidup, dan hidup seperti apa yang ingin kamu jalani.

“Ketahui apa yang benar-benar kamu inginkan. Selaraskan itu dalam hidup kamu, bagaimana dan apa yang kamu akan kerjakan, sejalan dengan apa yang ingin kita capai dalam hidup. Karena pursuing your dream is important!” Pesan Widy sebelum kami mengakhiri obrolan kami.

Jadi untuk kamu yang masih bingung akan pekerjaan apa yang kamu ingin jalani, selalu pastikan untuk mengerjakan sesuatu yang sejalan dengan mimpimu.

NEXT